Willingness
Aku ingin menghilang. Sejenak. Pergi.
Bahkan dari pikiranku sendiri. Juga dari apapun yang ada di hati. Menghilang
dari waktu. Menghilang dari aku.
Aku melarikan diri dari
kata-kata. Aku tidak ingin bahasa menerjemahkan apa yang ku rasa. Aku tidak
ingin diketahui. Aku tidak ingin diterka. Aku tidak ingin menjadi yang dapat
diduga. Aku tidak ingin. Meski sebenarnya aku ingin. Meski sebenarnya mataku
meneteskan aksara. Berusaha menggenang menjadi kata. Berharap ada yang mengerti
bahasa. Tanpa terucap lewat kata.
Aku tidak ingin. Tidak ingin ada
yang mengaku itu “aku” ketika ku tulis kata “kau”. Aku tidak ingin aksara lepas
dari kepala lalu mencari jalan pulang kepada yang punya. Tidak ada. Jangan. Bahkan
aku tidak ingin kata-kataku pergi dariku. Tidak ada tentang siapa. Tidak ada
teruntuk siapa. Tidak ada untuk apa.
Maka aku menghilang. Dari benakku
sendiri. Dari sepi. Aku menolak benci. Menolak dengki. Menolak patah hati. Menolak
suasana lain selain tidak merasakan apa-apa.
Aku ingin menjadi kantuk. Yang tak
tahu apa-apa selain tidur. Aku ingin menjadi lampu. Yang tak tahu harus apa
selain menyala. Aku ingin menjadi air. Yang tak banyak berpikir kecuali hanya
mengalir.
Aku ingin menghilang dari aku. Lalu
kembali dengan aku yang lebih aku.
Komentar
Posting Komentar