Surat Kecil di Hari Ulangtahunmu


            Pada hari ini, kau sudah menemani bumi berputar selama dua puluh lima tahun. Kau telah menjadi bagian kecil dari semesta serta milyaran rahasia di dalamnya. Kau, telah hadir dan menjadi alasan bagi suka duka beberapa orang di bumi.

            Duhai, diri, aku ingin berterimakasih padamu. Terimakasih karena telah berupaya melakukan yang terbaik dalam menjalani hidup. Merangkak dan terjatuh berkali-kali hingga kemudian bisa berdiri. Belajar berjalan lalu tersungkur, tapi kemudian bisa berlari. Belajar dan terus belajar, hingga akhirnya kini dapat kau pahami, hidup adalah pengulangan makna yang disajikan dalam kisah berbeda. Hidup ini mengajarimu meraih dan melepas, berupaya dan ikhlas, dan berbagai diorama yang mengajari kita tetap selaras dalam kehidupan yang kadang tak waras.

            Kau telah berkali-kali berupaya bertahan dalam berbagai emosi yang tidak mengenakkan. Dari sana kau belajar bahwa hidup bukan sekedar menikmati hal-hal yang menyenangkan. Dari sana pula kau  belajar bahwa hidup bukan hanya mencari dan menemukan, tapi juga menerima dan merelakan. Aku mengerti segala yang kau lalui tidaklah mudah. Kadang kau lelah dan ingin menyerah. Pernah juga terbersit di benakmu untuk mengakhiri segalanya. Tapi aku sangat bangga padamu karena kau mampu bertahan. Bertahan sejauh ini, bertahan sekuat ini.

            Maafkan aku, maaf atas segala waktu yang terbuang sia-sia. Maaf atas egoku, maaf karena demi menyenangkan hatiku kau mengorbankan banyak hal-hal yang tidak semestinya. Maafkan aku atas segala sesalmu. Maaf jika inginku terlalu membebanimu. Maaf karena aku sering ‘memaksamu’ melakukan sesuatu meski energimu hampir habis. Maaf atas pikiran-pikiran yang mengganggu menjelang tidurmu. Maaf atas kebimbangan-kebimbangan yang sering menyusahkanmu. Aku berjanji, akan berusaha lebih baik dalam menyelaraskan hati dan pikiran ‘kita’.

            Tolong, tolong jangan lagi berpikir bahwa kau sia-sia, tak bermakna. Kupahami tidak semua orang dapat menghargaimu. Menghargai upaya yang telah kau kerahkan sedemikian rupa untuk menyenangkan mereka, membahagiakan mereka, membantu mereka. Kupahami kau merasa bersedih karenanya. Kadang kau merasa gagal dan tak berguna. Tidak mengapa, duhai kakasih, kau telah melakukan yang terbaik sebagaimana kau selalu melakukannya. Mengertilah bahwa tidak semua orang memiliki hati selembut hatimu. Tidak semua orang mampu mengungkapkan sesuatu seperti yang kau mau. Sungguh, bagiku kau tak pernah sia-sia.

            Aku menyayangimu, bahkan ketika seluruh dunia terasa dipenuhi ketidakpedulian. Aku akan selalu membersamaimu, bahkan ketika semua manusia di bumi ini seolah menjauh. Akulah yang akan mengingatkan arti dirimu ketika kau merasa tak berharga. Aku, yang akan mendekap erat seluruh perasaanmu dikala tak ada kebersamaan yang mampu menghangatkan dinginnya hatimu. Aku, tidak akan pernah menyerah menemanimu hari ini, esok, dan seterusnya.

            Jangan ragukan hatiku. Ia cukup lapang untuk menerima segala sesal dan salahmu. Kuterima, sungguh kuterima seluruh engkau beserta kurangmu. Kuterima segala yang ada padamu, dan akan kurawat dengan baik hingga menjadi lebih baik. Perempuan hebatku, hati dan pribadi yang kukagumi, mari, langkahkan kaki dan jangan berhenti. Sebab kita tidak pernah tahu kapan perjalanan ini akan sampai, pada gerbang menuju Tuhan. Kuharap, perjalanan kita usai dengan cara yang malaikat kagumi, dalam cara yang Tuhan senangi.

            Dua puluh lima tahun berlalu, dan entah sampai kapan masa hidup kita. Aku yakin, dan sungguh yakin, kita akan lebih baik lagi. Selamat ulang tahun, nona manisku. Kuharap, hatimu semakin lapang untuk menerima segala apapun yang kau rasakan. Kuharap, pikiranmu semakin luas untuk memahami segala apapun yang terjadi. Aku juga berharap, kita dapat memelihara jiwa, menerima dan menyelaraskan hakikatnya mengapa ia tercipta.

Selamat ulang tahun untukmu, untuk kita.
26 Agustus 2019, 02:46

Komentar

Postingan Populer