hello, universe

Selamat datang kepada makhluk bumi yang tanpa sengaja menemukanku disini. Ini akun blog ku yang entah ke berapa, tapi aku janji kali ini takkan menelantarkannya menjadi akun kosong tanpa arti. It might be too late for me to seriously join blogger.com, but people said better late than never, didn't they? 

All right then, perlukah kita sebuah nama sebagai awal perkenalan? Terkadang, kesan adalah hal pertama yang dibutuhkan. Aku adalah bagian dari semesta. Aku menamakan diri sebagai manusia. Manusia yang inginn memanusiakan manusia. Manusia yang mencari hakikat kemanusiaan. Manusia yang tertarik pada semesta dan segala isinya, termasuk yang mempertanyakan tentang entitas diri mengapa aku terlahir ke dunia.

Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu tanpa memiliki manfaat apapun. Termasuk kenapa di dunia ini ada kecoak, makhluk paling menakutkan bagiku yang kadang buat aku selalu berdoa agar ia tak pernah ada. Tapi kecoak dan kaki-kakinya yang menggelikan itu hanya hidup di tempat yang -we can call it "menjijikan", tempat kotor dan lembab. It means, kehidupannya itu ada untuk membuat manusia-manusia yang phobia akan keberadaannya, menjadi manusia yang lebih rapi dalam menjalani kehidupannya di lingkungan ia hidup. Ada manfaatnya, kan? Setidaknya biar kita ngga jorok-jorok amat gitu.

Kecoak aja ada manfaatnya, apalagi manusia. Ma-nu-si-a. Bukan binatang berlogika. Kita punya kelas yang lebih tinggi dari segi genus dan ordo dan dari istilah-istilah biologis lainnya yang tak ku hafal semua. Makhluk yang paling sempurna, kata Al-Qur'an. Diciptakan dengan sebaik-baiknya untuk menjadi khalifah di bumi. Oke, kenapa mulai kaya ceramah ini, skip. Tapi ya begitulah, entitas setiap kita di bumi ini adalah untuk memahami tujuan kelahiran kita. Entah itu dalam hal baik, atau buruk. Akan selalu unik, berbeda antara satu dan lainnya. Kebayang kan sidik jari aja ga sama apalagi isi tempurung kepala. Akan ada miliaran sel otak yang berbeda jalur pemikiran dan sudut pandangnya. Akan selalu ada, se-la-lu a-da hal yang menginspirasi orang lain.

Jadi begitulah, dari absurditas kata-kataku yang lebih ruwet dari jalanan Bandung kalau Persib lagi tanding ini, kalian bisa menyimpulkan sendiri aku ini kira-kira di dunia nyata seperti apa orangnya. *kemudian nyengir kuda*. Temui aku di @ppydwip, line twitter dan instagram dengan username yang sama. Senang sekali bisa mengacaukan pikiranmu, see you :*

Komentar

Postingan Populer